Sabtu, 21 Maret 2015

First time in “KAMPUNG INGGRIS” Pare, I choose ELFAST


Awalnya aku sangat penasaran, secara belum pernah  datang ke tempat itu. Tempat yang begitu banyak orang rekomendasikan untuk mereka yang mau belajar bahasa inggris. Sudah sejak lulus SMK, aku ingin belajar di sana. Karena berbagai alasan, niatku itu belum terealisasikan. Sekarang, aku sudah lulus dari perguruan tinggi jurusan Pgsd. Dari tahun 2013, aku sudah belajar kerja di lembaga SD Negeri sebagai tenaga honorer. Menjadi tenaga honorer tidak masuk dalam daftar mimpiku. Meskipun aku sadar semua kesuksesan dimulai dari bawah. Tetapi aku punya mimpi lain yang menekan hasratku untuk mencoba menjalani suatu proses. Dari mimpi-mimpi itulah aku menguatkan keinginan untuk belajar di Kampung Inggris Pare. Aku punya satu tujuan yang akan kujadikan dasar dan titik fokusku belajar di sana. Aku ingin mendapatkan beasiswa S2. Tidak hanya aku, hampir semua orang yang belajar di kampung inggris Pare membawa serta mimpi mereka. Ada yang ingin jadi guru bahasa inggris, tour guide, going abroad,  continue to the master degree like me, etc. Kalian tahu kan, kalau mau dapet beasiswa study di dalam negeri ataupun luar negeri menyaratkan skor toefl minimal 500. Nah, aku belajar di Pare dengan target capaian skor toefl minimal 500. Nggak muluk harus universitas di Jepang, Aussie, Singapura (yang ini sebenarnya pengen banget), apalagi Amerika. Dengan otak yang pas-pasan gini , aku cukup bersyukur jika bisa dapetin full beasiswa di dalam negeri, aamiin (*.*).

Sebelum mendaftar kursus, aku survey tempat-tempat kursus. Aku nggak harus menginap di sana untuk mengenali beberapa tempat kursusan, karena jarak rumahku dari Pare hanya sekitar 1 jam jika ditempuh sepeda motor. Aku mengelilingi desa tulungrejo-Pare, melihat dari luar sambil meminta brosur dari masing-masing tempat kursusan yang ada di sana. Tempat kursusan yang aku mintai brosur diantaranya: Elfast, Kresna, Acces-Es, Peace, Global E, Oxford, Mahesa, Mervelous, Test,  dan beberapa yang aku nggak inget karena brosurnya udah hilang. Setelah melewati berbagai pertimbangan, akhirnya untuk bulan pertama aku milih Pre Toefl di Elfast dengan biaya Rp 210.000,- (Structure and Written E, Listening, Reading). Foto di bawah ini adalah kwitansi pembayaran elfast yang memuat daftar harga dari kesluruhan program, as you know
Kelasnya masuk pagi jam 07.00 s.d 10.00 harinya senin-jumat, kadang sabtu juga kalau pas tentornya pengen ngasih pelajaran tambahan. 

Kelas pertamaku di Elfast dimulai tanggal 10 Januari 2015. Nyampe sana, ruang office dan teras depan udah penuh dengan orang. Aku pun ikut nyembul di sela-sela kerumunan orang yang bertengger di depan papan pengumuman. Setelah mencari-cari, akhirnya aku menemukan namaku di daftar murid kelas Pre Toefl “A” dengan lokasi  kelas di lantai 2, mungkin karena aku daftarnya udah jauh-jauh hari jadi dapat kelas A. Ternyata yang daftar banyak banget lho, sampe ada kelas Pre Toefl “D” dan setiap kelas dihuni rata-rata 30an orang jadi itungan kasarnya Elfast nerima sekitar 120 orang lebih untuk kelas Pre Toefl saja!. Bisa dibayangkan, how is crowded in there!.  Well, kalau ramai pendaftar biasanya menandakan kursusan itu punya keunggulan tersendiri. Berdasarkan pengalamanku belajar di sana selama sebulan, bagiku hasilnya cukup bagus sebagai pemula belajar toefl. Hanya saja rasanya kurang maksimal karena aku absent selama 1 minggu, ada kepentingan yang urgent banget di rumah yang nggak bisa aku tinggalin. Untuk mengejar 1 minggu yang absent itu memang agak sulit. Pas aku masuk kelas setelah satu minggu absent, tentornya menjelaskan pelajaran selanjutnya dengan mengaitkan pelajaran di minggu sebelumnya. Oh God, agak sulit memahaminya -.- jadi aku belajarnya sambil nerka-nerka.

Ujian kelas Pre Toefl dilaksanakan 2 kali di tanggal-tanggal akhir program. Kita bisa milih skor yang paling tinggi dari 2 kali ujian tersebut untuk diabadikan di sertifikat. Untuk skorku sendiri selisihnya sangat sedikit antara ujian pertama dan kedua. Yang pertama 453, yang kedua turun jadi 450. Belum puas bangettt sebenarnya, tapi aku bersyukur dapet segitu, soalnya aku belum pernah les grammar sebelumnya dan 1 minggu yang kulewatkan pasti juga berpengaruh (menghibur diri ceritanya nih :D). Perjalananku untuk mencapai skor toefl minimal 500 tidak berhenti di sini. Sebulan berikutnya aku ngambil kelas lanjutan TOEFL di Elfast juga. Untuk kali ini aku tidak akan menceritakannya karena aku hampir tidak pernah masuk kelas, sekali lagi ada kepentingan yang sangat-sangat urgent yang nggak bisa ditinggalin (T.T). Kalau boleh aku saranin untuk kalian yang ingin belajar di sana, biar hasilnya maksimal sebaiknya benar-benar fokus stay di sana, nggak harus camp kok, kost bisa, yang penting tugasmu sementara belajar, itu aja jangan sambil ngerjakan yang lain. Pastikan juga waktu yang kamu gunakan untuk belajar di sana adalah waktumu yang benar-benar luang.

Perjalananku untuk mencapai skor 500 belum berakhir, sebulan berikutnya aku memantapkan diri untuk daftar Toefl Preparation 1-3 di Kresna. Temenku ada yang bilang katanya di sana biayanya relatif lebih murah tapi bagus. Ok lah aku coba. Karena aku yakin kali ini punya waktu luang selama  1 bulan, aku ngambil juga program Listening for Toefl di Global English.  Cerita lengkapnya seperti apa akan ada di update an selanjutnya.
I know, I (and you) can reach the dream. Semangat !. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar